ARTICLE AD BOX
Sepanjang musim, Bagnaia meraih 10 kemenangan Grand Prix dan 6 kemenangan Sprint. Namun, dia tiga kali gagal finis di Grand Prix dan lima kali gagal finis di Sprint. Di lain sisi, Martin meraih tiga kemenangan MotoGP dan tujuh kemenangan Sprint, tapi hanya dua kali gagal finis di MotoGP dan satu kali gagal finis Sprint.
Fluktuasi performa Bagnaia itu menjadi salah satu alasan mengapa dia hanya terhitung dua kali memimpin klasemen musim ini, yakni setelah Seri Jerman dan Seri Austria. Selain itu, margin poin antara ia dan Martin tak pernah cukup jauh satu sama lain.
Dengan unggul 24 poin atas Bagnaia, Martin berpeluang mengunci gelar di MotoGP Barcelona 2024, jika memenangi Sprint. Saat wawancara dengan Motosan.es pada Kamis (7/11), Stoner pun mengaku kagum melihat rivalitas antara Martin dan Bagnaia, yang juga terjadi musim lalu.
"Dalam dua atau tiga tahun terakhir, mereka selalu ada di puncak. Tahun lalu, Jorge melakukan sedikit kesalahan. Sementara tahun ini, Pecco lah yang melakukan kesalahan-kesalahan di momen-momen penting," ungkap Stoner.
Stoner, yang dua musim sebelumnya sering hadir mendampingi Bagnaia, kali ini justru menyatakan rider Italia itu harus bersikap lebih tenang. Pasalnya, Martin lebih diunggulkan. Dia bahkan menyebut Martin memang layak jadi juara musim ini.
"Pecco butuh memenangkan balapan dan menunggu apa yang akan terjadi dengan Jorge. Saya sangat berharap Jorge dapat sedikit lebih banyak keberuntungan. Kita akan tunggu sampai balapan terakhir untuk memahami apa yang akan terjadi. Saya rasa Jorge layak jadi juara dunia musim ini," kata Casey Stoner. *