Kadis Pertanian Provinsi Bali Panen Padi Organik di Desa Kukuh

2 weeks ago 3
ARTICLE AD BOX
Turut mendampingi, Kadis Pertanian Tabanan Made Subagia, Kepala Brida Provinsi Bali, Kepala Brida Kabupaten Tabanan, BPSIP Bali, dan praktisi pertanian organik. Panen padi organik di lahan seluas 2,5 hektare dilaksanakan oleh Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian (BPSIP) Bali bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Provinsi Bali.

Usai panen secara simbolis dilanjutkan dengan temu lapang dan penandatanganan kesepakatan jual beli hasil panen dari Pekaseh Subak Jaka Ir I Wayan Yusa dengan pimpinan Somya Pertiwi I Nengah Suarsana. Dalam kesepakatan itu, Somya Pertiwi membeli gabah Rp 8.500 per kilogram. Pengembangan pertanian organik di Subak Jaka ini dengan menanam varietas padi beras merah inpari Arumba dan Baroma. “Hasilnya nasi merah beraroma wangi,” kata Jro Mangku Yusa sapaan akrab Wayan Yusa.

Jro Yusa mengatakan, baru pertama kali menanam varietas padi beras merah inpari Arumba. Panen di lahan seluas 2,5 ha belum selesai sehingga belum bisa menyampaikan rata-rata hasil panen per hektare. Dia menegaskan, pertanian organik di Subak Jaka Kukuh sudah mendapatkan sertifikat organik dari Lesos sejak 2019. 

Hasil panen padi organik varietas Inpari 32 rata-rata 6 ton per ha. Untuk pemasaran, Jro Yusa menjalin kerja sama dengan Perpadi dan pengusaha lainnya, salah satunya pemerhati pertanian organik dari India dan Jerman. Kerja sama seluas 2 ha dengan perjanjian gabah kering panen dibeli Rp 8.500 per kilogram. “Kemarin sudah dibayar secara transfer Rp 80,9 juta. Dari luas 2 ha menghasilkan gabah 9,5 ton. Varietas padi yang kami tanam, bibitnya dari India,” ucap Jro Yusa. 

Terkait program bersama BSIP Bali dan Brida Provinsi Bali, Subak Jaka mendapatkan bibit, pupuk, dan pendampingan. Hasil panen dibeli oleh Somya Pertiwi dengan harga Rp 8.500 per kg gabah kering panen. “Dengan harga lebih tinggi dari padi konvensional, semoga petani konsisten menerapkan pertanian organik,” harap mantan Kaur Kesejahteraan Desa Kukuh ini. 

Wayan Sunada siap menjembatani petani agar konsisten menerapkan pertanian organik. Dia mendorong kelompok tani mengajukan proposal untuk mendapatkan alat mesin pertanian (alsintan). “Proposal paling lambat diajukan pada bulan Maret,” pinta Sunada. 

Sunada mengapresiasi petani Subak Jaka yang menerapkan pertanian organik. Pejabat asal Banjar Lodalang ini mengatakan, pendampingan kepada petani tak hanya dilakukan saat penanaman saja. Para petani juga diajarkan membuat pupuk cair maupun padat memanfaatkan bahan di lingkungan sekitar. “Kami edukasi petani membuat pupuk nabati dan hayati,” kata Sunada. 7 k21
Read Entire Article