ARTICLE AD BOX
Acara ini merupakan bagian dari rangkaian prosesi Penyucian Pelawatan Barong yang digelar di Balai Banjar Pande Mas. Pecalonarangan tersebut menarik perhatian masyarakat lokal serta wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Kuta.
Ketua Panitia I Ketut Mulyawan menjelaskan bahwa acara ini merupakan tradisi yang sudah lama dijalankan oleh masyarakat Banjar Pande Mas. “Pecalonarangan ini terkait dengan acara Penyucian Pelawatan Barong. Ini memang sudah menjadi tradisi kami,” ujarnya pada Minggu (6/10) sore.
Untuk Pecalonarangan kali ini, lanjut Mulyawan, lakon yang diambil adalah Jatu Gorda, sebuah cerita yang memiliki keterkaitan dengan keberadaan Pelawatan Barong Pande di Nusa Penida. “Cerita ini tidak seperti Calonarang pada umumnya. Kami sengaja memilih lakon Jatu Gorda untuk memberikan warna yang berbeda dalam acara ini,” tambahnya.
Mulyawan menjelaskan jika persiapan untuk kegiatan ini sudah dilakukan sejak jauh-jauh hari. Panitia secara optimal memberdayakan potensi-potensi yang ada di masyarakat. Kegiatan ini dipimpin oleh Guru Anom Ranuara dari Denpasar, yang mengomandoi jalannya prosesi Pecalonarangan tersebut. Salah satu hal yang menarik dalam Pecalonarangan kali ini adalah adanya peran bangkematah yang diperankan oleh KadekSumaryasa. Kehadiran elemen ini semakin memperkuat suasana mistis dan sakral dalam pementasan.
Pecalonarangan yang dibuka untuk umum ini mendapat sambutan antusias dari masyarakat sekitar. Bahkan, Mulyawan membeberkan jika tidak sedikit wisatawan mancanegara yang ikut menyaksikan prosesi tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa budaya dan tradisi lokal Kuta memiliki daya tarik tersendiri, tidak hanya bagi warga lokal, tetapi juga bagi pengunjung dari luar daerah bahkan luar negeri.
“Penyelenggaraannya dibuka untuk umum dan mendapat sambutan antusias dari masyarakat. Bahkan ada wisatawan mancanegara yang ikut menyaksikan,” pungkasnya. 7 ol3