ARTICLE AD BOX
Padahal saat ini Bali sedang berada dalam periode low season kunjungan. Itu artinya minat orang berwisata ke Bali masih tinggi. Menjelang Natal, 25 Desember 2024 dan Tahun Baru 1 Januari 2025, wisatawan yang berwisata ke Bali diyakini akan melonjak.
“Siklus memang demikian. Sekarang ini kedatangan wisatawan memang berkurang. Namun tidak terlalu drastis, sehingga okupansi masih terjaga positif,” ujar Ismoyo R Soemarlan, Penasehat BPC Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Badung, Selasa (29/10).
Disampaikan dalam rentang waktu tiga bulan, sejak akhir September memasuki Oktober sampai November dikenal sebagai low season bagi sektor pariwisata Bali. “Ya, benar hal itu ditandai berkurangnya kedatangan wisatawan, baik wisman maupun wisatawan domestik,” jelas Ismoyo Soemarlan.
Namun karena diperkirakan Bali merupakan destinasi favorit menjadikan masih banyak wisatawan yang memanfaatkan waktu untuk berlibur ke Bali. Sehingga hotel, vila maupun akomodasi yang lain tetap terisi.
“Malah di atas 50 persen,” ungkap Ismoyo Soemarlan yang pemilik Vila Uma Sapna di kawasan Seminyak, Kuta, Badung.
Untuk wisman, yang banyak adalah wisman Australia. Baru kemudian wisman dari negara- negara yang lain diantaranya dari kawasan Eropa, juga wisman dari beberapa negara di Asia. “Seperti di kami, wisman Australia memang yang terbanyak,” ungkapnya.
Apabila trend positif kedatangan wisatawan terjaga, jelang Nataru nanti, wisatawan baik wisman maupun wisdom dipastikan lebih ramai datang ke Bali.
“Biasanya pertengahan Desember sudah mulai lebih banyak datang,” terangnya. Karena itu sudah dipastikan okupansi melonjak lagi, diatas 80 persen. Pihak manajemen atau pengelola hotel, vila dan akomodasi lain mulai melakukan persiapan mengantisipasi keramaian kunjungan.
“Antara lain memperbaiki restoran dan bagian-bagian lainnya, sehingga siap jelang Nataru nanti,” kata Ismoyo Soermarlan. Sebelumnya Wakil Ketua III Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali, I Nyoman Astama menyampaikan masa low season baru mulai bulan Oktober.
“Jadi belum lama, sampai nanti kunjungan meningkat lagi jelang Nataru,” ujar Astama. Dia menyampaikan data terakhir pada September lalu, kunjungan wisman ke Bali tercatat 646.145. Wisman tersebut berasal dari berbagai negara di dunia. Diantaranya wisman Australia, China, India, Prancis,Malaysia dan lainnya. Data sementara, total wisman tersebut berasal dari 20 negara. “Jelang Nataru nanti, optimistis wisatawan ramai,” ujar Nyoman Astama.
Jumlah kunjungan wisman pada September lalu, berkurang dari kunjungan wisman pada bulan Agustus. Pada bulan Agustus lalu, kedatangan wisman sebanyak 659.391.
“Itu yang menunjukkan berkurangnya jumlah wisman yang datang karena faktor low season,” terangnya. K17.