ARTICLE AD BOX
Pada puncak upacara piodalan ini pamedek yang dating masih relatif sepi. Lalulalang pamedek masih bisa dihitung dengan jari sehingga tidak ada petugas yang mengatur pamedek yang hendak keluar - masuk jeroan pura.
Sebelum puncak pujawali, Jro Mangku Antara pamangku di Pura Dang Kahyangan Silayukti mengoordinasikan pamangku pangayah untuk menggelar upacara pabersihan di tiga mandala. Mulai dari jeroan, jaba tengah dan jaba sisi.
Jro Mangku Antara mengatakan di Pura Dang Kahyangan Silayukti merupakan stana Ida Bhatara Mpu Kuturan sesuai catatan Sejarah. Saat kedatangan ke Bali beliau singgah di Desa Padangbai, tepatnya di sebuah tanjung mendirikan pasraman, tahun Saka 923 atau tahun 1.001 Masehi.
Kedatangan Ida Bhatara Mpu Kuturan ke Bali untuk memenuhi undangan Raja Sri Guna Prya Dharma Patni Udayana Warmadewa. Tempat pasraman Ida Bhatara Mpu Kuturan itu lah kemudian dibangun sebuah pura. Untuk mengenang perjalanan spiritualnya, setiap enam bulan (210 hari) melaksanakan pujawali. “Ida Bhatara nyejer tiga hari, masineb Saniscara Pon Pahang, Sabtu (2/11),” jelasnya.
Biasanya, kata Jro Mangku Antara, menjelang sore para pamedek mulai ramai. Karena di puncak pujawali cuaca panas hingga pamedek terlihat lengang.
Tampak, penataan Pura Dang Kahyangan Silayukti kali ini semakin tertib. Sepanjang jalur menuju pura dilarang ada pedagang berjualan di pinggir jalan. Semua pedagang diarahkan berjualan di satu tempat. Parkir kendaraan juga tidak diperkenankan di pinggir jalan dan diarahkan terminal di selatan pura.
Pujawali kemarin juga dilaksanakan di palinggih Ida Bhatara Mpu Bradah yakni Pura Tanjung Sari yang lokasinya bersebelahan. Pamedek pun melakukan pamuspaan di dua pura tersebut.7k16