ARTICLE AD BOX
Cagub Wayan Koster dalam pemaparannya selama 10 menit yang dipandu moderator Prof Dr I Wayan Lasmawan MPd (Rektor Undiksha) menyampaikan sejumlah program prioritas yang akan dilakukan jika memenangkan Pilgub Bali 27 November mendatang.
Koster didampingi Cawagub Giri Prasta juga menjawab pertanyaan dari 8 orang panelis yang disiapkan panitia. Para panelis ini, yakni Prof Nyoman Jampel, Prof Wayan Artanayasa, Prof Gede Rasben Dantes, Prof Adi Yuniarta, Prof I Nengah Suastika, Prof I Made Sutama, dan Prof I Ketut Sudiana.
Salah satu program prioritas yang akan dilakukan untuk membangun Bali, yakni menaikkan angka partisipasi pendidikan masyarakat Bali. Menurut Koster angka partisipasi pendidikan masyarakat Bali tingkat SMA/SMK mencapai 98 persen. Namun untuk partisipasi pendidikan di jenjang Perguruan Tinggi (PT) saat ini hanya 34 persen. “Partisipasi pendidikan di PT masih cukup rendah, ini yang didorong nanti anak-anak lulusan SMA/SMK bisa melanjutkan kuliah. Minimal partisipasi pendidikan PT menjadi 40 persen. Nanti kita bekerjasama dengan PT se-Bali baik negeri dan swasta,” ucap Koster. Paket Koster-Giri pun menjanjikan subsidi masuk PT melalui hibah Pemprov Bali kepada seluruh perguruan tinggi yang ada di Bali.
Koster juga memaparkan jumlah siswa SMA/SMK di Bali sebanyak 180.000 orang. Sepuluh persen atau 18.000 orang di antaranya adalah siswa dari keluarga miskin. Biaya sekolah siswa miskin di Bali akan digratiskan ke depannya. Selain beasiswa siswa miskin dan subsidi masuk PT, anak-anak dengan nama ‘Nyoman’ dan ‘Ketut’ akan diberikan insentif. Sebab pertumbuhan penduduk di Bali saat ini hanya 0,67 persen. Otomatis kondisi ini disebut Koster memicu populasi penduduk asli Bali cenderung menurun. Dia menyebut kalau tidak diantisipasi, nama Bali akan punah.
Paslon Koster-Giri saat paparkan ide dan gagasannya di hadapan 1.300 mahasiswa Undiksha. –IST
“Nyoman dan Ketut itu hampir punah. Ketut tinggal 6 persen, Nyoman 18 persen dari penduduk Bali. Kalau tidak waspada nama-nama ini akan hilang. Bahaya, siapa nanti yang diajak menyama braya,” terang Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali ini.
Pada periode pertama saat menjabat Gubernur Bali 2018-2023, Koster mengaku telah melakukan penguatan desa adat sebagai benteng budaya Bali. Perda Bali nomor 4 tahun 2019 tentang Desa Adat Bali dan Undang-Undang (UU) Nomor 15 tahun 2023 tentang provinsi Bali merupakan payung hukum kinerja desa adat selama ini.
Dalam kesempatan itu Koster juga menyoroti terkait persoalan alih fungsi lahan produktif, terutama di daerah Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan (Sarbagita). Menurutnya alih fungsi lahan di kawasan ini terlalu dieksploitasi. Ribuan hektare lahan produktif beralih fungsi. Persoalan ini dapat mengancam kedaulatan pangan di Bali.
Begitu juga persoalan pengambilan air bawah tanah yang sangat tinggi. Hal ini mengancam ekosistem dan struktur pertanahan Bali. “Terkait persoalan alih fungsi lahan dan ketersediaan air bersih tidak ada jalan lain harus dikendalikan dengan kuat dan tindakan tegas. Dalam haluan Bali 100 tahun sudah dicanangkan dan akan diberlakukan tahun 2025,” terang Gubernur Bali periode 2018-2023 asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng ini.
Menurutnya, dari data di atas kertas debit air seluruh Bali mencukupi untuk kebutuhan seluruh masyarakat. Namun yang belum dijalankan dengan baik adalah distribusi air dari sumber ke rumah warga. Sehingga masih ada warga yang mengalami kekeringan dan krisis air bersih. “Untuk penyediaan air bersih kita akan bentuk BUMD pengelola air bekerjasama dengan PDAM seluruh Bali yang akan menentukan ketersediaan air untuk warga lokal dan wisatawan,” imbuh dia. Sementara soal rancangan tata kelola perekonomian Bali yang berkelanjutan juga disebut paslon yang diusung koalisi PDI Perjuangan ini ke depannya tidak hanya akan bertumpu pada sektor pariwisata.
Pelajaran berarti dialami Bali saat Pandemi Covid-19. Bali yang sebagian besar perekonomiannya didukung sektor pariwisata mengalami kontraksi cukup dalam hingga puncak minus -9,34 persen pada tahun 2020. Sehingga Koster mengaku bersama Bappenas dan para ahli sudah menyusun transformasi perekonomian Bali dengan konsep ekonomi 6 sektor. Yakni sektor pertanian organik, kelautan dan perikanan, sektor industri manufaktur, sektor industri budaya, sektor IKM, UMKM, Koperasi, Ekonomi Kreatif dan Digital, dan terakhir sektor pariwisata. Sehingga perekonomian Bali lebih berkualitas dan berkelanjutan.
Bagi kepentingan mahasiswa di Undiksha Singaraja, Koster juga menjamin akan memberikan kenyamanan zero blank spot baik saluran komunikasi dan menikmati saluran televisi. Kemudahan ini karena telah beroperasinya Turyapada Tower. Sarana prasrana olahraga, laboratorium permainan tradisional Bali di Undiksha juga akan menjadi prioritas. Koster bahkan akan melanjutkan bantuan sarana olahraga seperti yang pernah dibantu ketika masih sebagai anggota DPR RI. Koster memprioritaskan pembentukan dan pembangunan karakter, atitude, anak Bali sesuai karakter leluhur Bali.
Sementara itu Cawagub Giri Prasta menambahkan peningkatan sumber daya manusia Bali dengan data partisipasi pendidikan di perguruan tinggi masih rendah perlu ditingkatkan lagi. Padahal Bali sebagai daerah pariwisata terlihat kaya raya di permukaan, namun tingkat kualitas SDM masih kurang bagus. Sehingga perlu ada dorongan untuk meningkatkan angka partisipasi melanjutkan ke perguruan tinggi.
“Dari sisi akademik kemampuan anak muda Bali bagus. Yang juga harus diperhatikan ada penurunan karakter, integritas dan jati diri. Jadi ke depan akan dikembangkan model pembelajaran selain mengikuti regulasi nasional juga ditambahkan muatan lokal agar jati diri sebagai orang Bali tetap kuat, berkarakter, berintegritas dan berdaya saing tinggi,” ungkap Giri Prasta.
Soal ekonomi Bali menurut Giri Prasta tidak bisa dipungkiri penyumbang terbesarnya adalah sektor pariwisata. Meski demikian, sektor lain tidak boleh diabaikan. Seperti bidang pertanian dan perkebunan. Pemerintah disebutnya wajib ada Badan Pangan. Lembaga pemerintah ini menjadi media penghubung petani dengan buyer (pengusaha). Dia mencontohkan produksi salak Karangasem yang sudah masuk ke hotel dan vila di seluruh Badung. Setiap kamar disiapkan 2-3 buah salak. Dimakan atau tidak dimakan buah itu sudah include dalam harga kamar.
Presiden Mahasiswa (Presma) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Republik Mahasiswa (Rema) Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha), Kadek Rudiana dalam kesempatan itu meminta seluruh mahasiswa melihat kapasitas kualitas masing-masing paslon pemimpin Bali lima tahun kedepan. Karena mahasiswa juga turut menentukan nasib pembangunan Bali lima tahun kedepan.
"Harus cerdas dalam memilih siapa pemimpin Bali lima tahun ke depan," kata Rudi. Dia mengatakan sekitar 1.300 mahasiswa hadir dalam ruangan uji publik kemarin, harus bisa melihat kualitas serta kapasitas masing-masing calon. Kegiatan yang digagas BEM Undiksha ini bagi Rudi, diharapkan menjadi wadah edukasi politik bagi seluruh mahasiswa.
Uji Publik Calon Pemimpin Pulau Dewata di Undiksha Singaraja sebelumnya pada, Selasa (5/11) juga menghadirkan Pasangan Cagub-Cawagub Bali Made Muliawan Arya-Putu Agus Suradnyana (Mulia-PAS). 7 k23