Warning: session_start(): open(/home/headlineindo/public_html/src/var/sessions/sess_75bdcb05934b94b9dcdc278c6d92c8f0, O_RDWR) failed: No space left on device (28) in /home/headlineindo/public_html/src/bootstrap.php on line 59

Warning: session_start(): Failed to read session data: files (path: /home/headlineindo/public_html/src/var/sessions) in /home/headlineindo/public_html/src/bootstrap.php on line 59
Buleleng Uji Coba Budidaya Anggur di Rumah Kaca - Kabar Berita Online

Buleleng Uji Coba Budidaya Anggur di Rumah Kaca

2 months ago 13
ARTICLE AD BOX
Proyek percontohan ini bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Kementerian Pertanian RI sebesar Rp 309.130 juta. Anggaran tersebut selain digunakan untuk membangun rumah kaca, juga untuk sarana irigasi menggunakan teknologi Internet of Things (IoT), sarana produksi dan bibit anggur introduksi.

Kepala Dinas Pertanian Buleleng Gede Melandrat, Rabu (16/10) mengatakan, sistem rumah kaca ini dirancang khusus untuk menghindari dan memanipulasi kondisi lingkungan, dalam pemeliharaan tanaman. Sehingga tanaman bisa bertumbuh lebih optimal dengan hasil panen yang lebih memuaskan. Metode budidaya rumah kaca ini juga mengarah ke pertanian organik.

“Kita coba kembangkan anggur rumah kaca ini, karena dalam metode konvensional anggur sangat rentan dengan cuaca. Sehingga kalau rumah kaca ini bisa mengendalikan kondisi lingkungan seperti cuaca termasuk serangan hama tanaman,” ucap Melandrat.

Menurut Melandrat, budidaya anggur rumah kaca ini lebih menguntungkan. Walaupun menelan modal awal yang lebih besar dengan metode budidaya konvensional.

Pembangunan satu unit rumah kaca dapat menelan biaya Rp 100-150 juta. Namun metode budidaya ini lebih irit di biaya operasional dan pemeliharaan tanaman.

“Kalau konvensional berbalik, murah di awal budidaya, tetapi saat berjalan biaya operasional dan pemeliharaannya yang tinggi, perlu banyak pekerja juga,” terang Melandrat.

Sementara itu, varietas anggur yang dikembangkan di rumah kaca ini dipilih varietas introduksi, seperti jenis Trans, Everest, Taldun, Go Sv dan Akademik. Varietas ini dipilih karena memiliki harga yang bagus dan juga peluang menjajal pasar ekspor.

“Petani itu melihat contoh, kalau sudah ada berhasil pasti akan diikuti. Persoalan modal awal yang besar, bisa diselesaikan dengan perbankan,” terang pejabat asal Desa/Kecamatan Kubutambahan ini.k23
Read Entire Article