ARTICLE AD BOX
Undagi atau arsitek ogoh-ogoh, I Wayan Adi Suta Pramana, dipercaya untuk memimpin pembuatan ogoh-ogoh tahun ini meski kini telah berstatus sebagai warga Banjar. “Sebagai anggota ST, saya masih diberi kepercayaan untuk menjadi undagi. Kami memulai pembuatan ogoh-ogoh ini pada 7 Desember 2024, dan saat ini pengerjaannya baru mencapai sekitar 5 persen,” ungkap yang mantan Ketua ST Mandala Dharma Bakti, Jumat (15/12/2024).
Ogoh-ogoh yang dikerjakan oleh ST Mandala Dharma Bakti kali ini menggunakan guungan siap sebagai bahan utama untuk ulatan. Pemilihan bahan ini, menurut Adi, menyesuaikan dengan desain tokoh manusia yang lebih kecil dibandingkan karakter Bhuta Kala yang biasanya berukuran besar.
“Kami memilih bahan guungan siap karena lebih efisien untuk pengerjaan tokoh manusia dengan ukuran kecil. Selain itu, anggaran ogoh-ogoh kami diperkirakan sebesar Rp 15-20 juta, sehingga kami juga berupaya mengefisiensi waktu dan biaya,” jelasnya.
Desain ogoh-ogoh menonjolkan enam tokoh karakter manusia dengan fitur bongkar pasang pada tokoh utama di bagian atas. Sistem ini memberikan fleksibilitas dalam transportasi dan pengerjaan, terutama untuk detail pada bagian tokoh utama.
Adi menyambut baik konsep tarung bebas yang diperkenalkan dalam lomba ogoh-ogoh di Denpasar. Menurutnya, sistem ini tidak hanya membawa suasana kompetisi yang lebih adil, tetapi juga menjadi pemicu semangat untuk menghasilkan karya terbaik.
“Sebagai pecinta ogoh-ogoh, tarung bebas ini menjadi ajang yang memotivasi kami untuk lebih kreatif. Kami ingin menampilkan karya yang maksimal dan menunjukkan bahwa Banjar Sebudi memiliki potensi besar dalam berkesenian,” tambahnya.
Adi berharap pengerjaan ogoh-ogoh tahun ini berjalan lancar tanpa hambatan, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. “Harapan kami sederhana: semoga tahun 2025 membawa keberkahan dan semua kegiatan, termasuk pembuatan ogoh-ogoh, bisa berjalan lancar,” ujarnya.
Dengan desain yang unik dan semangat gotong royong, ST Mandala Dharma Bakti siap menyemarakkan Tahun Baru Caka 1947 dan menjadikan karya mereka sebagai simbol dedikasi terhadap pelestarian seni budaya Bali. *m03